Halaman

Minggu, 28 April 2013

Maksud Hati Meniru Perkataan Imam Syafi'i


Ada akun ‘sedulur’ yang maksud hatinya hendak meniru maqalah Imam Syafi’i yang masyhur tentang anggapan beliau sebagai Rafidlah, maka akun tersebut berkata: “Jika Wahabi adalah mencintai Rasulullah, maka saksikanlah bahwa saya adalah Wahabi”, sebuah pengakuan yang jujur.

Kita perhatikan dahulu teks syair Imam Syafii:

إن كان رفضا حب آل محمد فليشهد الثقلان أني رافضي

“Jika (Syiah) Rafidlah adalah mencintai keluarga Muhammad, maka saksikanlah oleh dua alam (Jin dan Manusia), bahwa Saya adalah Rafidlah”.

Dari syair ini kemudian dikembangkan lagi oleh sebagian ulama:
إن كان نصبا حب صحب محمد فليشهد الثقلان أني ناصبي

“Jika Nashibah adalah mencintai sahabat Muhammad, maka saksikanlah oleh dua alam (Jin dan Manusia), bahwa Saya adalah Nashibah”.

Bedanya, syair pertama ditujukan untuk membantah Khawarij yang membenci pada Sayidina Ali dan keluarganya. Dan syair kedua adalah untuk membantah Syiah Rafidlah dan Zaidiyah yang membenci sebagian sahabat Nabi (Baca buku karyanya Abdullah putra Muhammad Ibnu Abdil Wahhab, Jawabu Ahlisunnah wal Jamaah ‘ala Naqdli Kalaami Syiah wa Zaidiyah 1/16)

Maka mestinya akun diatas menyampaikan teks Arabnya demikian:

إن كان وهبا حب النبي محمد فليشهد الثقلان أني وهابي

“Jika Wahabi adalah mencintai Nabi Muhammad, maka saksikanlah oleh dua alam (Jin dan Manusia), bahwa Saya adalah Wahabi”.
Sementara pengakuan yang lebih aneh adalah syair Syaikh Albani:
إن كان تابع أحمد متوهبا فليشهد الثقلان أني وهابي
(أرشيف ملتقى أهل الحديث - 3 - 36 / 134 من كلام جيد للألباني رحمه الله)

“Jika pengikut Ahmad bin Hanbal adalah Wahabi, maka saksikanlah oleh dua alam (Jin dan Manusia), bahwa Saya adalah Wahabi”. (Arshif Multaqa Ahli al-Hadits -3- 36/134, syair yang bagus dari Albani)
Ternyata maksud hati dan tujuannya tidak sesuai dengan realitas. Jika Imam Syafii rela mengaku Rafidlah, namun kenyataannya Imam Syafii mencintai semua keluarga Rasulullah tanpa membedakan apakah dari Sayidina Ali, Sayidina Utsman (sama-sama menantu Rasulullah), atau Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar (sama-sama mertua Rasulullah) dan sebagainya. Artinya antara ‘pengakuan dan kenyataan tidak sama’ dalam diri Imam Syafii. Sebab kalau memang beliau Rafidlah maka akan membenci sahabat yang lain.
Dan akun yang mengaku Wahabi, ternyata memang Wahabi dalam ‘pengakuan dan kenyataannya’. Sebab ukurannya bukan pada cinta pada Nabi Saw, tetapi Wahabi memiliki cirikhas lain, yaitu Takfir ataupun mengkafirkan umat Islam yang tidak sejalan dengan kelompoknya. Berikut uraian beberapa ulama:
Ahli Fikih Syaikh Ibnu Abidiin al-Hanafi berkata:
مطلب في أتباع عبد الوهاب الخوارج في زماننا قوله ( ويكفرون أصحاب نبينا ) علمت أن هذا غير شرط في مسمى الخوارج بل هو بيان لمن خرجوا على سيدنا علي رضي الله تعالى عنه وإلا فيكفي فيهم اعتقادهم كفر من خرجوا عليه كما وقع في زماننا في اتباع عبد الوهاب الذين خرجوا من نجد وتغلبوا على الحرمين وكانوا ينتحلون مذهب الحنابلة لكنهم اعتقدوا أنهم هم المسلمون وأن من خالف اعتقادهم مشركون واستباحوا بذلك قتل أهل السنة وقتل علمائهم حتى كسر الله تعالى شوكتهم وخرب بلادهم وظفر بهم عساكر المسلمين عام ثلاث وثلاثين ومائتين وألف (حاشية رد المختار على الدر المختار لابن العابدين الحنفي - 4 / 262)
“Para pengikut Muhammad bin Abd Wahhab, khawarij zaman sekarang” (mereka mengkafirkan para sahabat Nabi) telah engkau ketahui bahwa ini bukan syarat sebagai aliran Khawarij, tetapi sebagai penjelasan bagi orang-orang yang keluar dari Sayidina Ali. Jika tidak, maka cukup dalam keyakinan mereka akan kekufuran orang-orang yang keluar darinya. Sebagaimana kenyataan di zaman sekarang dalam pengikut Muhammad bin Abd Wahhab yang keluar dari Najed dan menguasai Haramain. Mereka mengaku bermadzhab Hanbali, tetapi mereka berkeyakinan bahwa mereka adalah Muslim yang sebenarnya dan orang-orang yang berbeda dengan mereka adalah orang musyrik. Mereka memperbolehkan membunuh Ahlisunnah dan para ulama’nya, hingga Allah memecah kekuatan mereka, menghancurkan Negara mereka dan berhasil dikalahkan oleh pasukan Islam tahun 1233 H” (Radd al-Mukhtaar, Hanafiyyah, 4/262)

Dan Ahli Tafsir Sayikh ash-Shaawii berkata:
(ونزل في ابي جهل) .... وقيل هذه الاية نزلت في الخوارج الذين يحرفون تأويل الكتاب والسنة ويستحلون بدماء المسلمين واموالهم لما هو مشاهد الان في نظائرهم وهم فرقة بارض الحجاز يقال لهم الوهابية الا انهم هم الكاذبون استحوذ عليهم الشيطان فأنساهم ذكر الله اولئك حزب الشيطان الا ان حزب الشيطان هم الخاسرون نسأل الله الكريم ان يقطع دابرهم (تفسير الصاوي سورة فاطر 3-307)

“Ada yang mengatakan bahwa ayat ini (Fathir: 6) diturunkan bagi Khawarij yang mengganti takwil al-Quran dan As-Sunnah. Mereka menghalalkan darah umat Islam dan hartanya. Sebagaimana bisa disaksikan saat ini yang sama dengan mereka, yaitu kelompok dari Najed yang disebut Wahabi. Mereka ini pendusta, yang dikuasai oleh syetan kemudian ia melalaikan mereka dari mengingat Allah. Mereka adalah kelompok syetan dan sesungguhnya mereka akan merugi. Kita memohon kepada Allah agar memutus keadaan mereka” (Tafsir ash-Shawi, Malikiyah, 4/262)

Inilah hadis yang melarang menuduh kafir pada orang lain:
عَنْ أَبِى ذَرٍّ - رضى الله عنه - أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « لاَ يَرْمِى رَجُلٌ رَجُلاً بِالْفُسُوقِ ، وَلاَ يَرْمِيهِ بِالْكُفْرِ ، إِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ ، إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ » (رواه البخارى 6045)

Rasulullah Saw bersabda: “Tidaklah seseorang menuduh orang lain dengan kefasikan atau kekufuran, kecuali akan kembali kepadanya, jika yang dituduk tidak sesuai dengan tuduhannya” (HR al-Bukhari 6045 dari Abu Dzarr)

Maka bagaimana mungkin Wahabi mengaku cinta pada Nabi Saw, sementara larangannya mereka langgar dengan menuduh kafir pada sesama Muslim?




Non Muslim Berjumpa Rasulullah dalam Mimpi

KISAH SUAMI ISTRI YAHUDI YANG BERJUMPA RASULULLAH SAW DI DALAM MIMPI ...

Bismillahir-Rah­maanir-Rahim ... Siapapun bisa mimpi berjumpa Rasulullah SAW, bahkan non muslim pun ada yang mimpi bertemu Rasul SAW, sebagaimana sebuah kisah nyata yang pernah terjadi di Mesir dan diriwayatkan dalam kitab maulid Syaraful Anam.

Ada seorang wanita yahudi bertetangga dengan orang muslim yang suka merayakan maulid. Orang muslim ini gemar sekali membaca riwayat-riwayat­ tentang Baginda Rasulullah SAW dan suka mengundang para tetangganya yang lain untuk merayakan maulid Nabi SAW di rumahnya serta menjamu mereka.

Tetangga si muslim yakni si wanita yahudi tadi kerap menyaksikan dari rumahnya, para muslimin berkumpul di rumah tetangganya dan melakukan perayaan maulid Nabinya.

Pada suatu malam, ia bermimpi hadir di acara itu dan melihat orang yang wajahnya terang benderang dan indah, ia lalu bertanya kepada orang disekitarnya, “Siapakah orang tampan itu?” Lalu ada yang menjawab, “Beliau adalah Nabi Muhammad SAW.”

Si yahudi lalu bertanya lagi, “Apakah jika saya menyapanya, ia mau membalas sapaan saya?” Dijawab, “Beliau adalah manusia yang paling ramah dan selalu membalas sapaan orang lain.” Tanya si yahudi kemudian, “Apakah jika saya bukan muslim ia mau menjawab sapaan saya?” Dijawab lagi, “Beliau menjawab semua yang menyapanya.”

Maka yahudi itu berkata, “Wahai Muhammad…!”

Rasul SAW menjawab, “Labbaiki”

Wanita yahudi itu berkata, “Kenapa engkau menjawab Labbaik padaku (Labbaik adalah jawaban penghormatan dari yang dipanggil), padahal kau tahu aku bukan muslim?”

Rasul SAW menjawab, “Aku tidak mengucap Labbaik kecuali aku tahu bahwa kau akan mendapat hidayah.”

Wanita yahudi itu pun masuk islam di tangan Rasulullah SAW dalam mimpinya, dan ia berjanji akan membuat perayaan maulid untuk Nabi SAW. Ini semua terjadi dalam mimpi si wanita.

Esok paginya ia bangun dari tidur, dan ia ingat bahwa ia sudah masuk islam semalam dan ia tetap ingin meneruskan imannya itu. Ia menjadi lebih bingung karena sudah berniat membuat perayaan maulid, bagaimana dengan suaminya yang masih beragama yahudi?

Maka ia bangun di pagi itu. Ia melihat suaminya sedang berkemas dan beres beres di rumahnya. Di ruang depan ada banyak bahan makanan dan di halaman rumah ia lihat ada beberapa ekor kambing gemuk dalam keadaan terikat.

Sang istri bertanya dengan penuh keheranan, “Suamiku, kau mau apa? Kenapa banyak sekali bahan makanan di dalam?" Suaminya menjawab, “Aku mau buat perayaan maulid.”

Sang istri terkejut, “Maulid? Suamiku, apakah kau sudah masuk islam?”

Sang suami menjawab dengan tenang, “Aku masuk islam di tangan Rasul SAW semalam dalam mimpi sesudahmu.”

Subhanallah ..!

Allahumma Shalli wa Sallim 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad ...

Wallahu A'lam bishawab ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

Hukum Memerangi Wahaby

HUKUM MEMERANGI KHAWARIJ (WAHABI SALAFI)

Sebagaimana dijelaskan pula di dalam Kitab Majma’ Az-Zawaid wa Manba’ Al-Fawaid karya Al-Hafizh Nuruddin Ali bin Abu Bakar bin Sulaiman Al-Haitsami Al-Mishri pentahqiq Muhammad Abdul Qadir Ahmad ‘Atho penerbit Darr Al-Kutub Al-Ilmiah Beirut Libanon cetakan pertama 2001/1422 H juz 6 hal. 241-242 sbb:

10400 – وعن أبي سعيد الخدري أن أبا بكر الصديق جاء إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال : يا رسول الله إني بواد كذا وكذا فإذا رجل متخشع حسن الهيئة يصلي . فقال له النبي صلى الله عليه و سلم : ” اذهب فاقتله ” . ص . 336
قال : فذهب إليه أبو بكر فلما رآه على تلك الحال كره أن يقتله فرجع إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم فقال النبي صلى الله عليه و سلم لعمر : ” اذهب فاقتله ” . فذهب عمر فرآه على الحال الذي رآه أبو بكر فرجع فقال : يا رسول الله إني رأيته يصلي متخشعا فكرهت أن أقتله . قال : ” يا علي اذهب فاقتله ” . فذهب علي فلم يره فرجع علي فقال : يا رسول الله إني لم أره . قال : فقال النبي صلى الله عليه و سلم : ” إن هذا وأصحابه يقرؤون القرآن لا يجاوز تراقيهم يمرقون من الدين كما يمرق السهم من الرمية ثم لا يعودون فيه حتى يعود السهم في فوقه فاقتلوهم هم شر البرية ” رواه أحمد ورجاله ثقات

10400- Dari Abu Said Al-Khudzri, sesungguhnya Abu Bakar As-Siddiq datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya aku dilembah itu dan itu, maka seketika ada seorang lelaki sedang dalam keadaan khusyu’ shalat.’ Maka bersabdalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadanya, “Pergilah dan bunuhlah dia.” Berkata (Abu Sa’id Al-Khudzri), maka pergilah Abu Bakar dan ketika dia melihnya dalam keadaan itu (sedang shalat) maka Abu Bakar enggan membunuhnya dan kembali kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka bersabdalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Umar bin Khathab, “Pergilah dan bunuhlah dia.” Maka pergilah Umar bin Khathab, ketika dia melihnya dalam keadaan seperti itu (sedang shalat) sebagaimana yang dilihatnya oleh Abu Bakar maka dia kembali dan berkata, ‘Ya Rasulullah, aku melihatnya dia sedang khusyu’ shalat, maka aku enggan membunuhnya.’ Nabi bersabda, “Hai Ali, pergi dan bunuhlah dia.” Maka pergilah Ali dan tidak melihatnya kemudian Ali pulang dan berkata, ‘Wahai Rasulullah aku tidak melihatnya.’ Berkata (Abu Sa’id Al-Khudzri) maka Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ini (orang) dan teman-temannya mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya kemudian mereka tidak akan kembali didalamnya sehingga anak busur bisa kembali ketempatnya, maka BUNUHLAH (PERANGILAH) MEREKA, mereka adalah SEJELEK-JELEK CIPTAAN (manusia).” (HR. Ahmad dan rijalnya kuat) [Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 241]

10401 – وعن أنس بن مالك قال : كان رجل على عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم يغزو مع رسول الله صلى الله عليه و سلم فإذا رجع وحط عن راحلته عمد إلى مسجد الرسول فجعل يصلي فيه فيطيل الصلاة حتى جعل أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم يرون أن له فضلا عليهم فمر يوما ورسول الله صلى الله عليه و سلم قاعد في أصحابه فقال له بعض أصحابه : يا رسول الله هو ذاك الرجل فإما أرسل إليه نبي الله صلى الله عليه و سلم وإما جاء من قبل نفسه فلما رآه رسول الله صلى الله عليه و سلم مقبلا قال : ” والذي نفسي بيده إن بين عينيه سفعة من الشيطان ” . فلما وقف على المجلس قال له رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أقلت في نفسك حين وقفت على المجلس : ليس في القوم خير مني ؟ ” . قال : نعم ثم انصرف فأتى ناحية من المسجد فخط خطا برجله ثم صف كعبيه فقام يصلي فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أيكم يقوم إلى هذا فيقتله ؟ ” . فقام أبو بكر فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أقتلت الرجل ؟ ” . فقال : وجدته يصلي فهبته . ص . 337
فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أيكم يقوم إلى هذا فيقتله ؟ ” . فقال عمر : أنا . وأخذ السيف فوجده يصلي فرجع . فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم لعمر : ” أقتلت الرجل ؟ ” . فقال : يا رسول الله وجدته يصلي فهبته . فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : أيكم يقوم إلى هذا فيقتله ؟ ” . قال علي : أنا قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أنت له إن أدركته ” . فذهب علي فلم يجده قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أقتلت الرجل ؟ ” . قال : لم أدر أين سلك من الأرض . فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” إن هذا أول قرن خرج في أمتي ” . قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” لو قتلته – أو قتله – ما اختلف في أمتي اثنان إن بني إسرائيل تفرقوا على إحدى وسبعين فرقة وإن هذه الأمة – يعني أمته – ستفترق على ثنتين وسبعين فرقة كلها في النار إلا فرقة واحدة ” . قلنا : يا نبي الله من تلك الفرقة ؟ قال : ” الجماعة “
قال يزيد الرقاشي : فقلت لأنس : يا أبا حمزة فأين الجماعة ؟ قال : مع أمرائكم مع أمرائكم
رواه أبو يعلى . ويزيد الرقاشي ضعفه الجمهور وفيه توثيق لين وبقية رجاله رجال الصحيح
وقد صح قبله حديث أبي بكرة وأبي سعيد

10401- Dari Anas berkata : Ada seorang lelaki pada zaman Rasulullah berperang bersama Rasulullah dan apabila kembali (dari peperangan) segera turun dari kenderaannya dan berjalan menuju masjid nabi melakukan shalat dalam waktu yang lama sehingga kami semua terpesona dengan shalatnya sebab kami merasa shalatnya tersebut melebihi shalat kami, dan dalam riwayat lain disebutkan kami para sahabat merasa ta’ajub dengan ibadahnya dan kesungguhannya dalam ibadah, maka kami ceritakan dan sebutkan namanya kepada Rasulullah, tetapi rasulullah tidak mengetahuinya, dan kami sifatkan dengan sifat-sifatnya, Rasulullah juga tidak mengetahuinya, dan tatkala kami sednag menceritakannya lelaki itu muncul dan kami berkata kepada Rasulullah: Inilah orangnya ya Rasulullah. Rasulullah bersabda : ”Sesungguhnya kamu menceritakan kepadaku seseorang yang diwajahnya ada tanduk syetan. Maka datanglah orang tadi berdiri di hadapan sahabat tanpa memberi salam. Kemudian Rasulullah bertanya kepada orang tersebut : ” Aku bertanya kepadamu, apakah engkau merasa bahwa tidak ada orang yang lebih baik daripadamu sewaktu engkau berada dalam suatu majlis. ” Orang itu menjawab: Benar”. Kemudian dia segera masuk ke dalam masjid dan melakukan shalat dan dalam riwayat kemudian dia menuju tepi masjid melakukan shalat, maka berkata Rasulullah: ”Siapakah yang akan dapat membunuh orang tersebut ? ”. Abu Bakar segera berdiri menuju kepada orang tersebut, dan tak lama kembali. Rasul bertanya : Sudahkah engkau bunuh orang tersebut? Abu Bakar menjawab : ”Saya tidak dapat membunuhnya sebab dia sedang bersujud ”. Rasul bertanya lagi : ”Siapakah yang akan membunuhnya lagi? ”. Umar bin Khattab berdiri menuju orang tersebut dan tak lama kembali lagi. Rasul berkata: ”Sudahkah engkau membunuhnya ? Umar menjawab: ”Bagaimana mungkin saya membunuhnya sedangkan dia sedang sujud”. Rasul berkata lagi ; Siapa yang dapat membunuhnya ?”. Ali segera berdiri menuju ke tempat orang tersebut, tetapi orang terebut sudah tidak ada ditempat shalatnya, dan dia kembali ke tempat nabi. Rasul bertanya: Sudahkah engkau membunuhnya ? Ali menjawab: ”Saya tidak menjumpainya di tempat shalat dan tidak tahu dimana dia berada. ” Rasulullah saw melanjutkan: ”Sesungungguhnya ini adalah tanduk pertama yang keluar dari umatku, seandainya engkau membunuhnya, maka tidaklah umatku akan berpecah. Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi 71 kelompok, dan umat ini akan terpecah menjadi 72 kelompok, seluruhnya di dalam neraka kecuali satu kelompok ”. Sahabat bertanya : ” Wahai nabi Allah, kelompk manakah yang satu itu? Rasulullah menjawab : ”Al Jama’ah”. (Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 242). Wallahu a’lam

PERTANYAANNYA, PERLUKAH WAHABI SALAFI YANG MEMILIKI CIRI-CIRI SAMA DENGAN KHAWARIJ DI INDONESIA INI DIPERANGI DAN DIBUNUH ? SILAHKAN DITANGGAPI…………. (Ingat membunuh melanggar hukum)

Riya Syirik Kecil

Entah kenapa, tiba tiba aku mendambakan saat itu segera datang, ialah saat dimana diseluruh permukaan bumi ini para pejuang Tauhid itu benar-benar menguasai dunia, sehingga yang menjadi lawan kata Tauhid yang sedang diperjuangkan itu, yaitu Syirik benar benar musnah dari permukaan Bumi. Dan jangan heran jika kemudian ada seorag yang diseret dari masjid ketika mengerjakan Shalatnya, kemudian dibunuh, sebab ia diduga telah mengerjakan Syirik.

 ﺇﺗﻘﻮﺍ ﺍﻟﺮﻳﺎﺀ ﻓﺎﻧﻪ ﺍﻟﺸﺮﻙ ﺍﻻﺻﻐﺮ

 "Takutlah kalian akan Riya,sesungguhnya ialah Syirik kecil"

Ikhwan dan Salafi Berusaha Mengakhiri Al Azhar


DR. Ahmad Karimah: Ikhwan dan Salafi Berusaha Tutup Al-Azhar
(Wawancara Eksklusif, bagian 1)
---
Mosleminfo, Kairo - Kemenangan ‘Islamiyyin’ dalam panggung politik Mesir tidak serta merta menggoreskan cerita indah yang enak dilihat. Banyak kalangan Islam sendiri yang gusar dengan ‘politik Islam’ yang coba ditampilkan oleh sebagian politisi yang mengusung jargon ‘Syariat Islam’. Al-Azhar sebagai institusi Islam terbesar di Mesir dan simbol Islam moderat, sering merasa terganggu dengan tindak-tanduk dan pemahaman dangkal kalangan ‘Islamiyyin’ yang terjun ke panggung politik, terhadap Islam itu sendiri.

DR. Ahmad Karimah, Guru Besar Syariah Islam Universitas Al-Azhar Kairo, adalah salah satu pioner kontemporer dalam menangkis gerakan Islam radikal di Mesir. Harian al-Wafd berhasil mewancarai beliau secara eksklusif.

A: Bagaimana Anda membaca panggung politik saat ini?

B: Politik Mesir saat ini serba tidak pasti dan tidak jelas visinya karena kurangnya kejujuran dan transparansi serta tidak ada program dan rencana riil yang dapat memberi nilai plus untuk agama dan tanah air.

A: Apa penilaian Anda terhadap kinerja Presiden Morsi?

B: Saya bukan politisi dan saya tidak dekat dengan para pengambil kebijakan. Penilaian kinerja ini seharusnya ditanyakan kepada lembaga-lembaga negara yang memiliki landasan dan laporan sehingga dapat digunakan untuk menilai secara faktual, bukan hanya sekedar formalitas. Terkait masalah ini, penilaian seseorang secara personal merupakan sebuah kesalahan. Dia bisa berbuat zalim terhadap obyek penilaiannya, atau malah bersikap basa-basi dengan melontarkan pujian kosong. Sebuah bangsa dan negara yang kuat tidak mungkin dibangun dengan kedua sikap salah seperti ini.

A: Bagaimana kinerja pemerintah pimpinan DR. Hisham Qandil?

B: Tidak begitu baik. Mereka dituduh tunduk pada kelompok tertentu yang tidak memiliki keahlian yang cukup untuk kemajuan negeri ini. Ini bukan hanya sekedar omong kosong, namun realitasnya memang demikian. Krisis merajalela, bencana terjadi silih berganti, dan sikap utamanya adalah keras kepala.

A: Apa maksud Anda dengan keras kepala?

B: Sikap politiknya sama persis dengan sikap rezim sebelumnya (era Hosni Mubarak, red) tidak berubah sama sekali. Tidak ada seorang pun dari mereka yang ingin mendengarkan pendapat orang lain. Dia hanya mendengarkan pendapat dirinya sendiri. Sikap inilah yang dipegang oleh Partai yang berkuasa saat ini. Tidak ada perbedaan antara partai penguasa tersebut dengan Partai Nasional pimpinan Hosni Mubarak dalam sikap politiknya. Ada orang-orang di pemerintahan yang tidak cocok untuk mengemban amanah di masa transisi yang memerlukan sosok-sosok berkualitas dan berpengalaman, bukan orang-orang yang hanya sekedar jujur dan mampu membagi-bagikan harta rampasan perang. Beberapa tragedi yang terjadi sudah sangat jelas menegaskan bahwa saat ini Mesir telah menjadi ‘harta rampasan perang’ yang dapat dibagi-bagikan sebagai hadiah.

A: Bagaimana Anda melihat kinerja Jamaah Ikhwanul Muslimin dan Mursyidnya?

B: Saya tidak tahu, apakah yang Anda maksud kinerja dakwah atau kepentingan publik. Terkait urusan Islam, ada sikap yang kontradiktif dan inkonsisten, dengan bukti adanya pinjaman ribawi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, serta kurangnya penghormatan kepada Al-Azhar. Adapun terkait kepentingan publik, tidak ada dampak positif yang dirasakan oleh rakyat jelata. Di era rezim Ikhwanul Muslimin, Mesir berada di bawah dua kekuatan, pedagang agama dan pedagang negara. Keduanya saling berlomba-lomba.

A: Bagaimana Anda melihat kejadian yang menimpa Al-Azhar saat ini?

B: Al-Azhar mengalami hinaan yang belum pernah terjadi dalam sejarahnya, kecuali pada masa Napoleon Bonaparte ketika dia menyerbu Al-Azhar dengan pasukannya. Dan di masa rezim Ikhwanul Muslimin saat ini, para kader mereka menyerbu kantor Grand Shaikh Al-Azhar dengan membawa spanduk penghinaan terhadap Grand Shaikh Al-Azhar DR. Ahmad Tayeb, dan mengepung kantor DR. Osama al-Abd Rektor Universitas Al-Azhar. Ditambah lagi fakta yang terjadi beberapa waktu lalu saat ada acara kenegaraan di Universitas Kairo, salah satu pemimpin Ikhwanul Muslimin tidak meletakkan kursi khusus yang biasa digunakan pemerintah untuk menyambut Grand Shaikh Al-Azhar. Itu belum lagi, berbagai pernyataan pedas DR. Oryan (anggota dewan dari partai bentukan IM, red) di MPR yang terus mendiskreditkan Al-Azhar.

A: Apa tujuan Ikhwan terus menerus menyerang Al-Azhar?

B: Tujuannya untuk memperkuat basis politiknya. Sekarang ini, Al-Azhar sudah menjadi target untuk dikuasai agar tunduk kepada Ikhwanul Muslimin, dan menduduki pos-pos tertinggi di instansi Al-Azhar.

A: Bagaimana menurut Anda terkait kejadian keracunan mahasiswa di asrama Al-Azhar?

B: Insiden keracunan tersebut telah dimanfaatkan untuk kepentingan politik, demi mengkriminalisasi Grand Shaikh Al-Azhar, Rektor Universitas Al-Azhar, dan para petinggi Al-Azhar lainnya.

A: Apa bukti semua itu?

B: Buktinya adalah adanya upaya melibatkan langsung Grand Shaikh Al-Azhar dan Rektor Universitas dalam insiden keracunan tersebut. Padahal seharusnya yang dilibatkan adalah DR. Hosam Qandil (Perdana Menteri). Dimana pemerintah saat terjadi insiden keracunan mahasiswa Universitas Alexandria? Dimana mereka ketika terjadi masalah di Misr International University (MIU)? Mengapa yang terdengar santer hanya insiden keracunan mahasiswa Al-Azhar saja?!!

A: Anda pernah mengatakan bahwa ada kesepakatan rahasia antara Salafi dan Ikhwan untuk melengserkan Grand Shaikh Al-Azhar?

B: Sekarang justru hal itu bukan rahasia lagi. Dulu kesepakatan tersebut memang rahasia pada pertemuan Jamaah Salafi yang dipimpin oleh Yasir Burhami. Akan tetapi karena rekamannya bocor ke publik, maka hal itu sudah menjadi konsumsi publik. Namun sayang sekali, belum ada tindakan hukum untuk mengadili orang-orang yang merendahkan institusi Al-Azhar dan Grand Shaikh Al-Azhar.

A: Bagaimana Anda melihat perbedaan antara Ikhwanul Muslimin dan Salafi akhir-akhir ini?

B: Tidak ada perbedaan antara mereka, karena asas dasar mereka sama. Keduanya telah merampas revolusi Januari. Demikian juga keduanya telah bersikap ekstrim melebihi ajaran Islam. Lebih dari itu, Ikhwan Quthbiyyin (pengagum Sayyid Qutub, red) dan Salafi Wahabi kerap mengafirkan orang-orang yang menentang pendapat mereka.

A: Anda mengatakan bahwa Salafi adalah Khawarij zaman ini, kenapa?

B: Menurut sebuah hadis dari Nabi SAW.: “Akan datang pada akhir zaman suatu kaum yang berumur masih muda dan berpikiran sempit. Mereka senantiasa berkata baik. Mereka keluar dari agama Islam, sebagaimana anak panah lepas dari busurnya. Mereka mengajak manusia untuk kembali kepada Al-Quran, padahal mereka sama sekali tidak mengamalkannya. Mereka membaca Al-Quran, namun tidak melebihi kerongkongan mereka. Mereka berasal dari bangsa kita (Arab). Mereka berbicara dengan bahasa kita (bahasa Arab). Kalian akan merasa shalat kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan shalat mereka, dan puasa kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan puasa mereka.”

A: Menurut Anda, yang membahayakan Al-Azhar itu Ikhwanul Muslimin atau Salafi?

B: Kedua-duanya..karena Ikhwanul Muslimin Quthbiyyin dan Salafi Wahabi adalah Khawarij (keluar) dari barisan golongan mayoritas (sawazul a’zam) umat Islam.

A: Apa yang menyebabkan Anda menangis di salah satu acara televisi?

B: Saya memang hanya bisa menangis..saya menangis demi pemahaman Islam yang benar, serta kondisi Mesir saat ini dan masa depannya. Ikhwanul Muslimin dan Salafi telah berhasil membawa kita semua menjadi bagaikan ‘ghutsa’ sail’, dan sebentar lagi Islam ini akan dianggap asing.

A: Apa yang Anda maksud dengan ghutsa’ sail?

B: Maksudnya adalah buih lautan yang tidak berharga dan diperhitungkan sama sekali oleh musuh, apalagi oleh teman sendiri. Para pemuda yang mengikuti Ikhwan dan Salafi mengetahui Islam hanya jenggot lebat tidak perlu dirapikan, celana cingkrang, dan terompah. Mereka mengetahui pemikiran Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab, sebagai ganti dari belajar ajaran Rasulullah, para sahabat, dan ahli bait. Demikian juga mereka mempelajari ‘Ushul Isyriin’ (20 Asas Dasar) Hasan al-Banna sebagai ganti dari prinsip-prinsip dasar Islam itu sendiri. Sedangkan maksud dari keterasingan Islam adalah semakin redupnya ajaran Islam yang benar. Kesalahan terbesar Ikhwanul Muslimin dan Salafi adalah mengubah ajaran Islam yang benar.

A: Apakah Anda mengkhawatirkan institusi Al-Azhar?

B: Percayalah kepada saya….saya tidak tidur…. saya tahu bahwa Al-Azhar berada di antara dua konspirasi Ikhwanul Muslimin dan keinginan Salafi untuk menutup Al-Azhar. Institusi Al-Azhar ini sudah berumur seribu tahun. Di tangan mereka, Al-Azhar akan dijadikan museum wisata seperti Piramida dan Sphinx, tanpa ada kegiatan ilmiah dan kosong dari ajaran Islam yang benar dan pengetahuan Islam.

A: Sejak kapan Al-Azhar menjadi sasaran?

B: Al-Azhar menjadi sasaran sudah sejak 40 tahun yang lalu, yaitu sejak akhir masa rezim Anwar Sadat. Upaya ini mulai tampak di akhir masa rezim Hosni Mubarak. Tidak perlu diragukan lagi bahwa mereka akan terus menyempurnakan rencana tersebut dengan cara melemahkan peran Al-Azhar. Dan kami tidak akan pernah lupa bahwa para kader Ikhwanul Muslimin mencemarkan nama baik kampus dengan menyimpan milisi-milisi Khairat Syathir pada tahun 2006 untuk kepentingan militer Ikhwanul Muslimin demi meneror semua kalangan dan menunjukkan akan eksistensi militer mereka. Pada saat itu, DR. Ahmad Thayeb menjabat sebagai Rektor Universitas Al-Azhar menegakkan hukum yang berlaku terhadap milisi-milisi Ikhwanul Muslimin tersebut. Mereka tidak akan pernah lupa kejadian tersebut. Sekarang ini, mereka berusaha untuk membuat perhitungan dan membalas dendam terhadap Grand Shaikh Al-Azhar.

A: Apa sebenarnya tujuan di balik pencemaran nama baik kampus pada waktu itu?

B: Itu hanya salah satu rangkaian untuk meruntuhkan Al-Azhar dan menghilangkan kepercayaan terhadap Al-Azhar baik di dalam negeri maupun luar negeri. Juga untuk menghancurkan nama Al-Azhar dan membentuk opini bahwa Al-Azhar asy-Syarif adalah markas pelatihan militer Ikhwanul Muslimin.

A: Apa pendapat Anda mengenai undang-undang obligasi?

B: Undang-undang obligasi hanyalah analgesik (obat penenang) seperti aspirin yang tidak akan memecahkan persoalan ekonomi negara, terlebih transaksi tersebut terlarang. Karena obligasi tersebut akan membahayakan kedaulatan Mesir. Obligasi tersebut juga akan mengancam penjualan dan penggadaian fasilitas-fasilitas umum milik negara, sehingga generasi yang akan datang tidak akan dapat menikmatinya lagi. Hal itu ditambah lagi pasal-pasal terkait undang-undang obligasi ini tidak begitu jelas.

A: Menurut Anda, apakah undang-undang obligasi tersebut tetap akan dijalankan meski ditentang oleh Dewan Ulama Senior?

B: Undang-undang tersebut akan tetap mereka jalankan, baik Dewan Ulama Senior menyetujui maupuan menolaknya.

A: Apa yang melandasi pernyataan Anda bahwa undang-undang tersebut pasti akan dijalankan?

B: Karena Ikhwanul Muslimin hanya mendengarkan dirinya sendiri. Dan hendaknya orang yang merasa menjadi korban sikap mereka ini, menyesali akan hal itu. Mereka sendiriah yang pertama melanggar konstitusi yang mereka buat.

A: Bagaimana maksudnya?

B: MPR tidak mengalihkan pembuatan rancangan undang-undang obligasi ke Dewan Ulama Senior setelah hal itu dibahas oleh Dewan Ulama Senior. Hal ini merupakan pelanggaran Pasal IV UUD, yang menyatakan kewajiban menyampaikan pasal-pasal terkait syariah kepada Dewan Ulama Senior untuk meminta pertimbangannya. Pelanggaran ini merupakan kesempatan emas bagi Partai an-Nuur (partai salafi, red) untuk menegaskan perlawanannya terhadap Partai Kebebasan dan Keadilan (partai ikhwan, red). Oleh karenanya, Presiden akhirnya menerima usulan Dewan Ulama Senior. Ikhwan dan Salafi telah gagal dalam tes pertama mereka. Permasalahan mereka sebenarnya adalah sikap ekstrim (menambah) dari ajaran Islam, serta tidak menghormati syariah Islam dan Al-Azhar.

Bersambung…

Hakikat Wahaby Salafy


MEMAHAMI HAKIKAT SALAFI
http://riau.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=12410

Oleh: Syamsuddin Muir

Berbagai pengaduan masyarakat, membuat saya terpanggil menyingkap perbedaan pemikiran diantara sesama ulama Salafi. Tujuannya, agar jamaah Salafi terlebih dahulu menjelaskan sikap mereka terhadap perbedaan pemikiran diantara ulama panutan mereka, sebelum mereka mengklaim bid’ah dan sesat pendapat ulama di luar Salafi. Perbedaan diantara ulama Salafi bukan saja terjadi dalam masalah fiqh, tapi juga terjadi dalam masalah akidah. Apakah jamaah Salafi menerima perbedaan itu sebagai hal yang wajar, atau bahkan mereka menerima sebagiannya dan mengklaim bid’ah dan sesat pendapat yang lain?

Jika mereka menerima perbedaan itu secara wajar, maka perlakukan juga sikap seperti itu terhadap perbedaan pendapat yang terjadi antara ulama Salafi dengan ulama Islam yang lain, tidak bersikap diskriminatif. Karena semua ulama itu punya kedudukan yang sama dalam Islam.

Hakikat Salafi

Salafi merupakan perubahan nama dari aliran pemikiran Wahabi. Tentang pemikiran dan pengaruh pendiri aliran Wahabi, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab itu bisa ketahui melalui berbagai buku sejarah. Diantaranya yang tertulis dalam buku Syaikh Utsman bin Basyar al-Hanbaly: Unwan al-Majd Fi Tarikh al-Najd, buku Dr. Abdullah al-Shaleh al-Utsaimin: Buhuts Wa Ta’liqat Tarikh al-Mamlakah al-Arabiyah al-Su’udiyah, dan buku Dr. Louis de Corancez: al-Wahhabiyun Tarikh Ma Ahmalah al-Tarikh.

Jadi, tidak ada perbedaan antara Wahabi dan Salafi. Dan pendiri pemikiran Wahabi, Muhammad bin Abdul Wahhab mengajak kepada pemikiran Imam Ibnu Taimiyah dan sebagian ulama mazhab Hanbali (Syaikh Hasan Ali al-Saqqaf: al-Salafiyah al-Wahhabiyah).

Aliran pemikiran Salafi Wahabi ini bukan tiga generasi terbaik (sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in) yang tersebut dalam hadits Imam al-Bukhari. Tiga generasi Islam terbaik itu tidak meninggalkan metodologi baku yang mesti diikut oleh generasi Islam setelahnya. Dan pada masa tabi’in terdapat dua metodologi pemikiran berbeda, yaitu madrasah al-hadits dan madrasah al-ra’yi. Pemahaman mereka terhadap sumber utama Islam, Alquran dan Sunnah juga ada terjadi perbedaan pendapat. Diantaranya, mayoritas ulama generasi terbaik itu (salaf al-shaleh) mengatakan bahwa Allah SWT bisa dilihat di akhirat nanti. Pendapat mayoritas ini berbeda dengan pendapat Sayidah Aisyah, Imam Mujahid, Imam Ikrimah, dan kelompok Mu’tazilah yang berpegang pada keumuman ayat 103 dalam surah al-An’am.

Syaikh al-Albani

Syaikh al-Albani seorang ulama Salafi yang menekuni kajian hadits secara otodidak, tanpa mempelajarinya secara langsung kepada ulama hadits, dan ulama Islam mengakui beliau sebagai ulama hadits. Tapi sebagai manusia, Syaikh al-Albani tidak luput dari kekeliruan. Makanya, sebagian ulama hadits mengkritisi pemikiran beliau.

Diantaranya, kritikan terhadap penilaian Syaikh al-Albani yang melemahkan hadits tentang tawassul, bisa dibaca dalam buku Syaikh Abdullah al-Shiddiq al-Ghumari: Juz Fih al-Radd ‘Ala al-Albani. Kritikan terhadap kontradiksi penilaian Syaikh al-Albani terhadap suatu hadits, bisa dilihat dalam 3 jilid buku Syaikh Hasan Ali al-Saqqaf: Tanaqudhat al-Albani al-Wadhihat. Dan kritikan terhadap Syaikh al-Albani dalam melemahkan sebagian hadits yang terdapat dalam kitab Sunan (Abu Dawud, al-Tarmizi, al-Nasa’i, dan Ibnu Majah), bisa dilihat dalam 6 jilid kitab Syaikh Mahmud Sa’id Mamduh: al-Ta’rif Bi Auham Man Qassam al-Sunan Ila Shahih Wa Dha’if.

Terkadang, Syaikh al-Albani juga terkesan mengkerdilkan ulama lain. Diantaranya, waktu mengomentari buku Syaikh ‘Id Abbas: al-Da’wah al-Salafiyah Wa Mauqifuha Min al-Harakat al-Ukhra, beliau mengatakan, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab itu pengikut mazhab Hanbali yang tidak punya pengetahuan tentang hadits.

Dalam silsilah al-Ahadits al-Shahihah (6/676), Syaikh al-Albani mengklaim bahwa musuh sunnah Nabi adalah orang pengikut mazhab, pengikut pemikiran al-Asy’ariyah, dan pengikut aliran tasawuf. Padahal, mayoritas ulama hadits itu mengikut pemikiran akidah al-Asy’ariyah (Syaikh Abu Hamid Marzuq: Bara’ah al-Asy’ariyin min aqa’id al-Mukhalifin:1/112).

Syaikh al-Albani juga dikenal sebagai ulama yang punya fatwa kontroversial. Diantaranya, beliau mengatakan kedua orangtua Rasulullah SAW penghuni neraka. Beliau juga melarang azan dengan menggunakan mekropon. Bahkan, Syaikh al-Albani memerintahkan penduduk Palestina meninggalkan negerinya, pindah ke negara lain, dan penduduk yang tetap tinggal di Palestina adalah kafir. Fatwa al-Albani ini sempat menggegerkan dunia Islam, dan Syaikh Shalah Abdul Fattah al-Khalidi membantah fatwa ini dan menghimbau para murid al-Albani untuk meninggalkan beliau.

Niat Shalat

Imam Syafi’i termasuk dalam barisan generasi tabi’ tabi’in (generasi terbaik). Dan ijtihad fiqh mazhab Imam Syafi’i mengatakan tempat niat adalah hati, dan diucapkan dalam hati ketika takbir al-ihram. Ini sesuai dengan pemikiran fiqh Imam Syafi’i bahwa niat mesti bersamaan dengan awal ibadah, dan awal ibadah shalat adalah takbir al-ihram. Fiqh Imam Syafi’i juga membolehkan pengucapan niat sebelum takbir al-ihram berfungsi sebagai pengingat hati (Imam al-Syafi’i: al-Umm: 2/224). Pengucapan niat dalam hati pada saat takbir al-ihram juga merupakan pendapat mayoritas mazhab fiqh (Syaikh Umar Sulaiman al-Asyqar: al-Niyat Fi al-Ibadat).

Mengenai niat shalat, Syaikh al-Albani menukil pendapat Imam al-Nawawi (mazhab Syafi’i) tanpa penolakan. Biasanya, jika tidak setuju, Syaikh al-Albani akan langsung mengklaim pendapat itu bid’ah dan sesat. Dan dalam fatwanya, sudah hampir ribuan masalah yang dihukumnya bid’ah dan sesat (Abu Ubaidah Masyhur: Qamus al-Bida’ Min Kutub al-Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani). Wallahu a’lam. (*)

***Penulis Adalah:
Alumnus Fakultas Syariah
Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir

Wahaby Salafy


Pandangan Dr. Habib Rizieq Syihab dari FPI tentang Wahabi:

WAHABI

Ada pun Pandangan FPI terhadap WAHABI sebagai berikut : FPI membagi WAHABI dengan semua sektenya juga menjadi TIGA GOLONGAN ; Pertama, WAHABI TAKFIRI yaitu Wahabi yang mengkafirkan semua muslim yang tidak sepaham dengan mereka, juga menghalalkan darah sesama muslim, lalu bersikap MUJASSIM yaitu mensifatkan Allah SWT dengan sifat-sifat makhluq, dan sebagainya dari berbagai keyakinan yang sudah menyimpang dari USHULUDDIN yang disepakati semua MADZHAB ISLAM. Wahabi golongan ini KAFIR dan wajib diperangi.

Kedua, WAHABI KHAWARIJ yaitu yang tidak berkeyakinan seperti Takfiri, tapi melakukan penghinaan/penistaan/pelecehan secara terbuka baik lisan mau pun tulisan terhadap para Ahlul Bait Nabi SAW seperti Ali RA, Fathimah RA, Al-Hasan RA dan Al-Husein RA mau pun ‘Itrah/Dzuriyahnya. Wahabi golongan ini SESAT sehingga mesti dilawan dan diluruskan.

Ketiga, WAHABI MU’TADIL yaitu mereka yang tidak berkeyakinan Takfiri dan tidak bersikap Khawarij, maka mereka termasuk MADZHAB ISLAM yang wajib dihormati dan dihargai serta disikapi dengan DA’WAH dan DIALOG dalam suasana persaudaraan Islam.
http://fpi.or.id/?p=detail&nid=98
Pandangan Habib Munzir Al Musawa dari Majelis Rasulullah tentang Wahabi:

beda dengan orang orang wahabi, mereka tak punya sanad guru, namun bisanya cuma menukil dan memerangi orang muslim.

mereka memerangi kebenaran dan memerangi ahlussunnah waljamaah, memaksakan akidah sesatnya kepada muslimin dan memusyrikkan orang orang yg shalat.

http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=5&func=view&id=5324&catid=8

salaf, artinya adalah kaum yg terdahulu, salaf adalah istilah bagi Ulama Ulama yg terdahulu di masa setelah Tabi’ Tabiin, namun kaum penganut ajaran wahabi menamakan dirinya salafy, padahal mereka tak mengikuti ajaran ulama salaf yg terkenal berbudi luhur, ahli ibadah, ahli ilmu syariah.
mereka ini muncul di akhir zaman justru membawa ajaran sesat dan mengaku salaf.

http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=5&func=view&id=957&catid=7

Kenapa para ulama di atas berpandangan kurang baik terhadap Salafi Wahabi? Bukankah mencela sesama Muslim itu haram?

Ini tak lepas dari ulah Salafi Wahabi yang gemar menghina bahkan memfitnah sesama Muslim dengan kata-kata yang mereka sendiri tidak suka dengan dalih bid’ah, sesat, dsb. Lihatlah ulah para Salafi Wahabi:

Ustad Arifin Ilham dengan Majelis Zikir Az Zikro mereka anggap bid’ah dan sesat:

Bagaimana mungkin dzikir bid’ah model Arifin Ilham bisa dikatakan sebagai majelis dzikir yang disebutkan di dalam nash-nash tersebut?

Sedangkan “majalis adz dzikir” yg dinisbahkan kepada model dan cara berdzikirnya Arifin Ilham lbh pantas dinamakan sebagai “majelis makr ” dan bukan majelis dzikr. Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari kesesatan

http://blog.re.or.id/bid-ahnya-dzikir-jama-ah-ala-arifin-ilham-5-manhaj.htm

Lihat bagaimana sesama Wahabi saling hina/fitnah dengan sebutan kecoak, ular, dsb:

Abdul Mu’thi:
Khususnya yang berkenaan tentang Abu Nida’, Aunur Rafiq, Ahmad Faiz sertakecoak-kecoak yang ada di bawah mereka. Mereka ternyata tidak berubah seperti sedia kala, dalam mempertahankan hizbiyyah yang ada pada mereka (www.salafy.or.id, manhaj: “Bahaya jaringan JI dari Kuwait dan At Turots”, Abdul Mu’thi, Abu Ubaidah Syafrudin dan Abdurahman Wonosari).

http://myquran.org/forum/index.php?action=profile%3Barea%3Dshowposts%3Bu%3D27174

http://salafytobat.wordpress.com/2008/09/11/salafy-haraky-vs-salafy-yamani-vs-salafy-sururi/

Kata-kata Ular dilontarkan terhadap sesama Muslim:

Nah liciknya, ketika salafi dan jihadi sedang bertempur membela manhajnya masing-masing, kelompok bid’ah hasanah menyelusup ke dalam barisan jihadi seperti ular berbisa lalu menebar racunnya secara membabi buta, entah kepada jihadi atau kepada salafi.

http://muhibbulislam.wordpress.com/2011/04/30/salafi-antara-jihad-dan-bencana-bid’ah-hasanah/

Lihat bagaimana Salafi Wahabi menganggap sesat Ustad Ja’far Umar Thalib dan juga Abubakar Ba’asyir yang sesungguhnya dulu juga Salafi Wahabi:

Abdurahman Wonosari:

Sebagian orang menganggap kita yang telah berlepas diri dari kesesatan Ja’far Umar Thalib (JUT).

http://salafytobat.wordpress.com/2008/09/11/salafy-haraky-vs-salafy-yamani-vs-salafy-sururi/

http://syiarislam.wordpress.com/2012/01/04/salafi-wahabi-memecah-belah-islam-dari-dalam/

Ustad Salafi Wahabi, Firanda, sering memfitnah dan menghina Habib Munzir Al Musawwa dari Majelis Rasulullah. Sementara Yazid memfitnah Habib Rizieq Syihab dari FPI sebagai Syi’ah yang halal darahnya untuk dibunuh:

http://kabarislam.wordpress.com/2012/04/18/salafi-wahabi-memfitnah-ulama-sunni-sebagai-syiah/

Ulama Sunni yang lain seperti Prof Dr Quraisy Shihab dan KH Said Agil Siradj juga mereka fitnah sebagai Syi’ah.

Dia fitnah juga ulama Salaf Imam Abu Hasan Al Asy’ari (lahir tahun 260 H) yang mengajarkan Sifat 20 sebagai sesat. Bagaimana mungkin “Ustad” yang lahir kemarin sore berani menghina Ulama Salaf yang asli?

Bagaimana mungkin seorang ulama kata-katanya penuh dengan “Kebun Binatang”? Kata-kata seperti “Kecoak”, “Ular Berbisa” dilabelkan kepada manusia. Jangankan ulama/dai, bagi orang awam pun itu tidak pantas. Allah benci dengan orang yang seperti itu:

Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji, yang berkata kotor dan membenci orang yang meminta-minta dengan memaksa. (AR. Ath-Thahawi)

Orang yang paling dibenci Allah ialah yang bermusuh-musuhan dengan keji dan kejam. (HR. Bukhari)

Nabi Muhammad itu diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia:

Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Al Bazzaar)

Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya. (HR. Ar-Ridha)

Dalam Surat Al Hujuraat 11-12 Allah melarang orang-orang yang beriman mengolok-olok dan memaki satu kaum dan menggunjing (ghibah) orang lain. Orang yang melakukan itu di akhirat kelak akan memakan bangkai yang busuk.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Hujuraat 11-12]

Bagaimana mungkin kita mengaku “MENGHIDUPKAN SUNNAH” jika kita‘MEMATIKAN AL QUR’AN”? Melanggar ayat-ayat Al Qur’an di atas seperti memaki manusia sebagai Kecoak dan Ular?

Mohon sebarkan informasi ini kepada yang lainnya agar kita terhindar dari kaum yang suka mencela dan memfitnah sesama Muslim. Jika kita ngajinya benar, insya Allah kita bisa merasakan sesama Muslim itu bersaudara (Ukhuwah Islamiyyah) dan saling menguatkan dan tolong-menolong. Bukan saling hina.

Silahkan baca juga:

http://kabarislam.wordpress.com/2012/03/03/muhammad-bin-abdul-wahhab

http://kabarislam.wordpress.com/2012/01/04/salafi-wahabi-memecah-belah-islam-dari-dalam

http://kabarislam.wordpress.com/2012/02/12/beberapa-kekeliruan-salafi-wahabi


Nikah Misyar

PROSTITUSI ALA WAHABI

Nikah misyar adalah praktek pernikahan yang meniadakan kewajiban bagi suami untuk memberi nafkah. Praktek ini lazim dilakukan di Arab Saudi atas rekomendasi fatwa Syeikh Abdul Aziz bin Baz.

Walaupun sekilas hampir sama dengan nikah mut’ah ala Syiah namu ada perbedaan mendasar. Dalam nikah mut’ah tetap ada kewajiban nafkah dan dibatasi waktu, sementara nikah misyar selain meniadakan kewajiban nafkah tapi menghalalkan hubungan suami istri juga tidak dibatasi waktu.

# Anda mau coba? ;)

Selasa, 16 April 2013

Boikot Terhadap Tayangan Khazanah Trans7


Beberapa hari ini akun, FP, maupun Group FB yang "berafiliasi" ke Nahdliyyin atau yang punya amaliyah sama, menyerukan boikot terhadap tayangan Khazanah Trans7. Penyebabnya, tayangan bakda subuh ini terindikasi menebar keyakinan ala Wahhabi: Tajsim, Trinitas Tauhid, hingga perkara Tabarruk maupun Tawassul yang dengan curang hanya mengambil pendapat satu pihak lalu mengabaikan pendapat pihak lain. Endingnya: terdapat infiltrasi ajaran Wahhabi, entah dalam tim redaksi acara maupun penasehat program ini

Baiklah, maaf jika saya berbeda dengan sahabat-sahabat lain. Saat menyaksikan program ini, saya banyak memperoleh manfaat. Wawasan juga bertambah karena ada visualisasi melalui video maupun foto. Kalaupun ada beberapa episode yang dianggap melenceng, mendistorsi pendapat ulama, hingga menyinggung kelompok tertentu, hal ini bukan alasan menyerukan penghentian tayangan ini. Jika anda memboikot, silahkan. Itu wewenang anda.

Saya melihat beberapa faktor di dalam peristiwa ini: 

Pertama, media adalah salah satu kaki tangan kapital. Profit adalah tujuan utama. Profit bisa terkerek dengan adanya rating. Jika rating tinggi, iklan akan membanjir. Cara menaikkan iklan bermacam-macam, di antara yang telah lazim adalah mengibarkan kontroversi. Program Khazanah memang bukan di jam prime time, tapi di jam sepi miskin penonton sebagaimana acara bermutu lain: kajian kitab, pengajian dialogis, taushiyah monolog dlsb. Intinya, dalam faktor ini, kontroversi dikibarkan agar rating terkatrol yang berefek pada datangnya pemasang iklan produk Islami: pasta gigi, pakaian muslim/ah, KBIH, parfum, dlsb, maupun produk "sekuler kapitalis sejati" namun dengan memajang tokoh/seleb yang dipersepsikan sebagai "muslim taat", misalnya Opick, Dedy Mizwar, Rhoma Irama, Neno Warisman, Astri Ivo, hingga Mama Dedeh, dll.

Kedua, aspek ideologis. Program ini mungkin dikendalikan oleh tim yang (maaf) awam dalam keilmuan agama, atau bergairah belajar ilmu agama tapi gampang menjustifikasi, namun punya "ideolog" di balik layar, dialah phantom of opera sebenarnya. Dialah yang merancang narasi, ber-istidlal meskipun pakai terjemahan yang menyebabkan cewek naratornya terbata-bata melafalkan istilah Arab, hingga dalam penentuan tema bahasan. Hingga akhirnya, sebagaimana alasan klise ala Wahhabi, mereka mendengungkan slogan klise "pemurnian aqidah" meskipun motto bagus ini seringkali dipakai menyikat pemahaman kelompok lain.

Ketiga, pakai teori kontra-intelijen: "TEBAR DARAH AGAR MUNCUL LINTAH". Ya, jika anda berada di rawa lembab, tebarlah darah, niscaya lintah-lintah yang bersembunyi bakal suka cita bergerak menggeliat berpesta pora menampakkan diri di tengah aroma darah. Apa hubungannya? Begini, tebar isu kontroversial-emosional-sentimentil agar lebih mudah melakukan identifikasi terhadap anggota kelompok tersebut, sekaligus mengukur tensi reaksi dan tonase pengaruh isu. Hal ini dilakukan agar lebih mudah memetakan penguasaan jaringan lawan, pengaruh isu, tingkat reaksi, strategi perlawanan musuh, hingga pada pola "pukul balik musuh menggunakan kekuatan musuh".

Jika saat ini warga NU di dunia maya reaksioner luar biasa dengan tayangan Khazanah dan melaporkan ke KPI, bagi saya ini sungguh kontraproduktif. Alasannya? Silahkan memakai teori yang KETIGA di atas.

Bagi saya, maaf, program Khazanah memiliki manfaat yang sangat banyak. Terlebih acara ini telah menjadi "on the spot" versi Islam. Kalaupun ada beberapa episode yang kontroversoal-nyelekit bagi Nahdliyyin, justru hal ini menunjukkan "kekalahan" kita dalam penguasaan akses-akses strategis di wilayah teknologi-informatika-birokratis. Akses vital yang dikuasai "min-hum", bukan "min-na".

Begitu pentingnya wilayah informasi-komunikasi ini, sehingga PKI dan kelompok lain yang melakukan kudeta di berbagai negara, PASTI membuat gerakan khas: ke Istana Negara/ kediaman presiden sambil menguasai kantor berita, baik stasiun TV maupun Radio, lalu menyabotase tayangan dalam kontrol penuh pengkudeta.Kembali ke bahasan semula, saya lebih sreg jika surat kepada KPI dilayangkan terkait persoalan sinetron sampah, infotainmet yang kerasukan memberitakan Eyang Subur secata simultan, dan berbagai tayangan murahan lain. Ini, bagi saya lebih elegan.


---
Allahu A'lam


Hakikat Kebenaran

Seorang murid di pondok pesantren sedang berdialog dengan gurunya tentang hakikat kebenaran.

"Guru, mengapa ada orang yang suka menganggap orang lain sesat?"

"Tentu karena dirinya sudah merasa yang paling benar."

"Tapi apa sikap demikian bisa dibenarkan?"

"Menurut dia tentu dirasa sudah benar."
"Menurut Tuan Guru?"

"Bagiku tak perlu kebenaran. Yang penting kebenaran itu menurut Allah. Bagi orang tersebut apa yang diucapkannya adalah orang lain sesat. Itu lantaran dari sangat kuatnya keyakinan dia."

"Jadi keyakinan yang kuat itu bisa menimbulkan vonis-vonis 'sesat' yang dialamatkan kepada orang lain?"

"Ya, karena ia telah bisa menarik garis tegas yang memisahkan antara yang benar dan yang salah. Ia sangat yakin terhadap itu. Dan karenanya ia siap mati." 

"O...kalau begitu aku mundur berguru kepada dia. Jangan-jangan orang seperti itu hanya mengajar bertuhan kepada 'keyakinannya sendiri', bukan kepada Allah."

 ---

"Kebenaran",

dicomot dari buku 'Soto Sufi dari Madura'
karya D. Zawawi Imron, hlm. 56-57.

Hukum Wasilah Kepada Orang Shalih

MARAK DI STASIUN TV SWASTA YANG MENGGIRING UMMAT ISLAM UNTUK RAGU KEPADA AMALAN PARA SESEPUHNYA

Sore itu Kang Bangkak bertandang ke surau Mbah Lalar, mendekati santri-santri yunior, setelah lama berbasa basi, tibalah saatnya Kang Bangkak memulai gerilyanya, "jangan ikut tersesat seperti Mbah Lalar" !!!!

Maksudnya tersesat gimana, Ustadz? tanya santri terkecil di pojok yg sedang memegang Kitab Tashrifan.......

Ketahuilah wahai para Ikhwan, sesungguhnya wasilah itu ada yang masyru' dan ada yang syirik. Kang Bangkak semangat berceramah.

Seperti biasa di setiap waktu mendekati Maghrib, adalah saatnya Mbah Lalar wirid di kamarnya.

Contohnya?

Seperti Wasilah pada Wali/Nabi yang sudah mati, itu syirik!!!

Ehmwem...... Mbah Lalar dari belakang, tiba2 saja duduk di belakang Kang Bangkak.

Wasilah itu adalah berdoa dengan membawa sesuatu yg di cintai Allah kan Kang? lanjut Mbah Lalar dengan bertanya.

Eh uh..... kalo yg itu definisi mentahnya.......

Terus?

Wasilah itu boleh dengan membawa sesuatu yg dicintai Allah, seperti amal salih,,,

Amal Salaih itu Makhluq gak kang? tukas Mbah Lalar..

Selain Allah adalah Makhluq. Jawab Kang Bangkak agak lama....

Kalo Nabi/Wali dicintai Allah gak?

Pasti!!!

Nah Apakah Nabi/Wali yang sudah wafat, sudah tidak di cintai Allah? Kang Bangkak lama termangu.......

Atau ketika Nabi/Wali masih hidup itu makhluq, sedangkan kalo sudah wafat sudah tidak Mahluq? desak Mbah Lalar.

Kang Bangkak mlongo...matanya melorok, menerawang.......

Tapi kata Ustadz ana wasilah dengan orang mati itu syirik kok........

Lha iya apa bedanya Wali/ Nabi yang hidup dengan Wali/ Nabi yang sudah wafat, kan sama2 Mahluq, dan juga tetep di cintai Allah? tanya Mbah Lalar....

Tiga helai janggut Kang Bangkak brodol, karena lama sekali dia tarik keras-keras tanpa sengaja..........





Lanjut ke Hukum Berdoa dengan Bertawasul

Hukum Berdoa dengan Bertawasul

Kalo meminta Langsung aja udah terjamin diijabahi kenapa ya kok repot-repot bertawassul segala?

emang Allah mau ditipu? huuuh..benar-benar keyakinan yang aneh, Kang Bangkak mulai ngedumel.....

Otak ente aja yang ketutup daun kelor!!! bentak Mbah Lalar

Emang Ayat yang begitu jelas Antum bikin samar-samar ya Mbah? coba tuh artikan "Ud'uni astajib lakum" tuh kan ada jaminan langsung dari Allah, mau ngapain lagi? Kang Bangkak semakin mencerca dengan pertanyaan dan pernyataan...............

Berdoa itu adalah Otak dari Ibadah, dan Ibadah itu intinya adalah Tadzallul (menghinakan diri) kepada yg di Ibadahi.

Terus apa hubungannya dengan Tawassul? sergah Kang Bangkak dg senyum sinis.....

Ketika ente sebut Nama Wali misalnya dalam doamu, itu artinya ente telah mengakui kehormatannya, dan itu sama artinya ente telah menutup diri dari membanggakan apapun yg ente punya!!! dan itu adalah pengakuan yang seharusnya ente utarakan ketika berdoa.

Maksudnya?

Tawassul itu merupakan pintu lebar untuk TAADDUB kepada kekasih-Nya, wali!!! dan itu disuka sama Allah!!! masih bingung? jelas Mbah Lalar...

Kang Bangkak cuma mlongo, sekali-sekali memilin jenggotnya yg cuma tiga helai.....



Lanjut ke Hukum Wasilah dengan Orang Shalih

Minggu, 14 April 2013

Perebutan Masjid Beda Faham

" Beginilah Modus Upaya Perebutan Masjid NU "
Source: www.kuinginberbagi.com

Jakarta, NU Online
Warga NU telah tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Mereka berdakwah dengan membangun masjid, musholla serta madrasah untuk meningkatkan kualitas ibadah dan iman umat Islam sejak sebelum kemerdekaan Indonesia.

Dengan terbukanya Indonesia, bermunculan kelompok Islam baru yang berusaha mengembangkan ajaran mereka di Indonesia. Bukannya berdakwah kepada mereka yang belum berislam, mereka malah menyalahkan kelompok lain dengan menuduhnya bid’ah, khurafat, bahkan mengkafirkan dan mengklaim hanya aliran mereka sendiri yang benar. Mereka juga berusaha merebut masjid-masjid yang selama ini dirawat dan dipelihara oleh warga NU dengan tujuan mengganti amalan yang mereka yakini.

Dengan berusaha manarik simpati sebagai saudara sesama muslim, mereka berusaha memperdaya takmir masjid yang telah berkhusnudhon dan menyediakan tempat bagi mereka. Ketua Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) KH Abdul Manan Al Ghani menyampaikan beberapa modus yang mereka gunakan dalam proses mengambil alih pengelolaan masjid.

1. Terdapat orang yang datang atau sengaja mengontrak rumah di dekat masjid lalu aktif berjamaah sholat lima waktu di masjid tersebut dan memperkenalkan dirinya kepada jamaah lain serta pengurus masjid.

2. Lalu, orang tersebut mulai aktif ikut menjaga kebersihan masjid, sehingga mendapat simpati dari pengelola masjid.

3. Jika muadzin atau imam sholat kebetulan berhalangan, ia menawarkan diri untuk menjalankan tugas tersebut. Karena sudah dikenal, peran tersebut dengan mudah diterima pengurus masjid dan tidak dipertanyakan.

4. Ketika ada rapat pengurus, ia mulai aktif dan ikut memberi usulan, biasanya yang diusulkan adalah khotib Jum’at, yang berasal dari kelompoknya.

5. Langkah selanjutnya, ia akan semakin berusaha mendominasi dan mengajak teman-temannya membuat kegiatan di masjid tersebut. Ketika terjadi perubahan kepengurusan masjid, ia memasukkan orang-orangnya dalam kepengurusan.

6. Jika dirasa sudah mendominasi dalam kepengurusan dan kegiatan, ia akan menyingkirkan orang lama dan mengganti amalan ibadah masjid tersebut yang sesuai dengan alirannya. Di masjid tersebut, juga mulai kencang disuarakan bid’ah atau menyalahkan ajaran yang di luar alirannya serta melarang orang lain menjalankan kegiatan di masjid tersebut.

Kiai Manan mengingatkan agar pengurus masjid NU jika menemui modus-modus seperti itu dan menjaga eksistensi masjid tersebut. LTMNU siap membantu melakukan sertifikasi wakaf atas nama nadhir NU sebagaimana yang sudah dilakukan di sejumlah tempat sehingga kepemilikan masjid tersebut tidak berpindah tangan.

Sumber: http://www.nu.or.id/