Halaman

Selasa, 07 Mei 2013

Fanatik Yang Terlalu


Seorang yang beragamanya terkenal fanatik datang tergopoh-gopoh menemui seorang sahabatnya. Kedua orang bersahabat itu memang berbeda tingkah laku. Yang seorang suka bicara ceplas ceplos dan radikal dalam menyatakan sikap, sedang satunya seorang perenung yang berhati-hati tiap berucap.

"Wah, ada berita bagus, sudah kau dengar?"
"Kabar apa?"
"Pengajian al-Qomar itu sudah dibubarkan dan tidak boleh mengadakan kegiatan di daerah kita ini. Pantas, pantas sekali dibubarkan."

"Mengapa dibubarkan?"
"Karena mereka tergolong aliran sesat."
"Sesatnya bagaimana?"
"Ya, mereka berbeda dengan kita."

"Jadi setiap yang berbeda dengan kita adalah golongan sesat? Jangan buruk sangka kepada orang lain tanpa alasan yang jelas! Lakukan saja agama itu dengan ikhlas. Jangan sampai SETAN masuk mencampuri i'tikad keagamaanmu."

"Bagaimana setan bisa mencampuri i'tikadku, sedang i'tikadku jelas memusuhi setan."
"Tadi sudah kurasakan i'tikadmu diwarnai permainan setan."
"Tadi ketika apa?"

"Ketika engkau tampak gembira karena ada pengajian yang tak sepaham denganmu dibubarkan seolah-olah engkau akan masuk surga dengan adanya golongan lain yang jatuh."


--
D. Zawawi Imron, "Fanatik Yang Terlalu", dalam buku "Sate Rohani dari Madura", hlm. 87-88