Halaman

Minggu, 12 Mei 2013

Hanya Iri Hati Yang Tidak Mengakui


LAGI-LAGI DARI WAHABI - PEMBENCI CUCU NABI

Dalam majalah bermarge Wahabi, Majalah Furqon edisi 100. TH XI/Maret 2013 halaman 14 tertulis:

***********************
“Bahkan dahulu sebelum ada habib sudah banyak model prediket seperti itu, seperti syarif, sayid dan sebagainya. Boleh jadi karena kurang populer maka diganti menjadi habib. Yang paling penting, habib atau bukan tidak akan berpengaruh bagi dirinya maupun orang lain. Yang berguna bagi dirinya adalah kesesuaian hidup dengan al-Quran dan Sunnah. Demikian pula tidak ada gunanya habib untuk menolong siapapun. Yang bisa menolong adalah diri kita sendiri terhadap agama Allah. Jangankah habib bahkan anak seorang nabi saja bapaknya tidak bisa menolong jika anaknya tidak lurus.”
***********************

Sekilas mungkin tulisan itu tak ada masalah, terlebih bagi orang yang masih awam pengetahuan agamanya. Namun jelas sekali dari kalimat tersebut ada usaha dari Wahabi menyumbat rasa cinta para pecinta (muhibbin) kepada kekasihnya yakni Nabi saw dan anak cucu Nabi saw (Habaib).

Wahai para Wahabi yang paling Nyunnah di muka bumi ini: Tidak usahlah menghalang-halangi muslimin untuk saling mencintai. Jangankan mencintai keluarga Nabi, bahkan Rasulullah saw mengajarkan untuk mencintai siapapun. Sudah maulid kalian larang, tabarruk di makam beliau saw kalian larang, bertawassul kepada beliau saw dilarang, berziarah ke makam beliau saw pun dipersulit, sekarang muslimin mau mencintai keturunan beliau saw pun berusaha kalian halang-halangi dengan sedemikian rupa.

Hampir semua akses umat kepada Rasulullah saw selalu ditutupi. Adakah kejahatan yang lebih jahat dibandingkan dengan seorang pecinta dihalang-halangi untuk mencintai apa yang dicintainya? Sudahlah. Antara Dzuriyyat Nabi dan Muhibbin di Nusantara hubungan mereka mesra, mereka saling cinta dan saling rindu, hanya orang-orang hasad saja yang tidak mengakui kemesraan mereka.